Industri influencer marketing terus berkembang pesat, terutama dengan maraknya penggunaan media sosial di kalangan konsumen. Konsumen sering menggunakan media sosial untuk mencari informasi dan rekomendasi seputar produk dan jasa, dan cenderung mempercayai review dari sosok yang mereka percaya.
Riset terbaru menemukan bahwa 8 dari 10 konsumen telah membeli produk setelah melihat rekomendasi influencer. Tidak heran, banyak brand mencari influencer untuk mempromosikan produk mereka di media sosial.
Baca juga: 9 Langkah Sukses Menjalankan Influencer Marketing Campaign, Anda Perlu Tahu!
Biasanya, salah satu metrik pertama yang diperhatikan brand dalam memilih influencer adalah jumlah follower. Mempunyai banyak follower memang memiliki beberapa manfaat, misalnya:
- Meningkatkan reach
Semakin banyak follower seorang influencer, semakin banyak juga reach potensialnya. Reach adalah jumlah akun yang melihat konten dari influencer tersebut. Reach juga penting untuk brand, khususnya jika ingin meningkatkan awareness untuk produk mereka.
- Membangun kredibilitas
Jumlah follower dapat menjadi tolak ukur kredibilitas atau profesionalitas seorang influencer. Follower yang banyak membuat seorang influencer tampak lebih handal dan terpercaya dalam membuat konten.
Akan tetapi, tidak jarang brand tidak mendapat hasil yang memuaskan dari influencer campaign yang mereka jalankan. Setelah membayar mahal untuk influencer dengan follower yang sangat banyak, tidak terdapat peningkatan yang signifikan terhadap awareness atau sales. Ini dikarenakan, mass reach tidak selalu menghasilkan mass sales. Karena itulah, jumlah follower tidak boleh menjadi metrik utama brand dalam memilih influencer.
Jumlah follower tidak selalu menentukan kualitas?
Fake follower masih menjamur di dunia influencer saat ini, karena merupakan cara instan untuk mendongkrak jumlah follower dengan drastis. Jika Anda menemukan influencer dengan follower yang sangat banyak, namun engagement (seperti likes dan comments) yang sangat jauh berbeda, kemungkinan influencer tersebut mempunyai fake follower.
Baca juga: Wajib Tahu, Inilah Ciri-Ciri Akun Instagram yang Ternyata Beli Followers
Rumitnya algoritma media sosial mempersulit pertumbuhan akun influencer
Instagram dikenal sebagai platform media sosial dengan algoritma yang sering berubah dan kompleks. Kini, Instagram tidak lagi menunjukkan konten secara kronologis, namun secara acak, tergantung preferensi dan kebiasaan pengguna saat melihat konten. Tak hanya itu, algoritma Instagram juga lebih mengutamakan konten dalam bentuk reels atau video singkat.
Rumitnya algoritma tersebut dapat menyulitkan pertumbuhan akun influencer yang masih baru atau punya follower sedikit. Padahal, mungkin saja influencer tersebut justru memiliki keterampilan yang sangat baik dalam membuat konten.
Baca juga: Tips Menggunakan Instagram Reels sebagai Strategi Influencer Marketing
Pentingnya mempertimbangkan engagement rate
Engagement rate adalah metrik lain yang penting untuk Anda perhatikan, karena mencerminkan seberapa berpengaruhnya seorang influencer kepada komunitas atau audiens mereka. Metrik ini tidak berhubungan dengan follower. Seorang influencer bisa saja memiliki follower di bawah 10 ribu, namun engagement rate yang tinggi, karena menghasilkan konten yang menarik, interaktif, dan mendorong audiens untuk mengambil tindakan. Anda pun dapat mengecek engagement rate influencer dengan mudah melalui berbagai online tools seperti Phlanx.
Baca juga: Engagement Rate Influencer Partipost Indonesia
Perpindahan tren ke nano dan micro influencer
Menurut Hubspot, semakin banyak everyday people atau orang biasa yang menjadi influencer, dan tren ini diperkirakan akan terus berkembang di tahun 2022. Dengan follower yang lebih sedikit, nano dan micro influencer mampu mencapai hasil yang sama efektifnya atau bahkan lebih efektif dari influencer yang jauh lebih terkenal.
Karena bukan merupakan selebriti, mereka memiliki konten yang lebih relate dengan audiens mereka. Konsumen juga menganggap konten mereka lebih jujur, tulus, dan terpercaya. Tak hanya itu, karena merupakan everyday people, mereka juga cenderung punya biaya yang lebih terjangkau bagi brand!
Apakah harus pilih influencer dengan follower sedikit?
Namun, ini tidak berarti mega atau macro influencer tidak efektif. Ada beberapa situasi dimana brand tetap bisa memilih influencer dari kategori ini, misalnya saat ingin mencapai audiens yang sangat luas, mempunyai budget lebih, dan berbagai alasan lain. Tidak ada salahnya juga bereksperimen dengan influencer dari kategori yang berbeda untuk mengetahui mana yang paling cocok dengan brand Anda. Namun, jika Anda memiliki UMKM atau budget yang lebih terbatas, Anda dapat mencapai hasil yang efektif cukup dengan nano dan micro influencer.
Lebih efektif dengan Partipost!
Ingin mencari influencer untuk mempromosikan brand Anda di media sosial? Partipost adalah influencer marketing solution yang menghubungkan brand dengan 700.000+ influencer di Asia Tenggara. Di end-to-end platform kami, Anda bisa membuat campaign di Indonesia, Singapura, Malaysia, Taiwan, dan Filipina. Temukan influencer yang paling sesuai dengan brand Anda dan capai awareness dan sales yang lebih maksimal di media sosial Bersama Partipost!