Influencer marketing menjadi strategi pemasaran yang semakin diminati oleh banyak brand. Faktanya, Influencer Marketing Hub mengatakan bahwa 90% orang setuju bahwa influencer marketing adalah strategi marketing yang efektif. Selain itu, menurut survey Trust Barometer (2019), 61% orang dapat memercayai review atau rekomendasi dari influencer yang memiliki banyak kesamaan dengan mereka.
Namun, sebelum mulai bekerja sama dengan influencer dan menjalankan influencer marketing campaign, brand perlu menentukan objektif atau tujuan dari campaign tersebut. Tanpa objektif yang jelas, brand akan kesulitan menyusun campaign yang efektif dan mengevaluasi kesuksesan dari campaign yang dijalankan.
Dengan 550.000+ influencer, Partipost telah membantu brand untuk mencapai berbagai objektif marketing. Objektif yang paling umum diinginkan oleh brand yang telah bekerja sama dengan kami berada dalam tingkatan purchase funnel seperti gambar di atas.
Purchase funnel adalah ilustrasi tahapan yang dilalui seorang calon pelanggan sampai dia menjadi pelanggan setia suatu brand. Mari pelajari objektif purchase funnel ini satu per satu:
1. Awareness
Awareness (kesadaran) adalah objektif paling pertama dalam purchase funnel. Oleh karena itu, awareness paling sering digunakan sebagai objektif bagi brand baru. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa brand lama pun ingin membangun awareness. Misalnya, jika brand lama ingin meluncurkan produk baru atau mendongkrak popularitas produk dengan performa yang kurang baik.
Melalui influencer marketing, ada banyak cara membangun awareness. Saat Anda memilih awareness, tujuan utama Anda adalah agar orang lain mengenal produk atau brand Anda. Elemen paling jelas dari konten promosi influencer dalam campaign awareness adalah menunjukkan produk, jasa, atau hal apapun yang diluncurkan oleh brand. Konten promosi bisa berupa foto dan video. Pada tahap ini, detail review soal produk belum dibutuhkan.
Agar campaign awareness mendapatkan hasil yang maksimal, Anda bisa bereksperimen menggunakan filter khusus di Instagram atau TikTok untuk membuat campaign Anda semakin mudah diingat.
Baca Juga: 4 Jenis Campaign yang Bisa Meningkatkan Awareness
2. Traffic
Traffic atau familiarity adalah objektif tahap kedua dalam purchase funnel, tepat setelah awareness. Campaign dengan objektif traffic tidak lagi sekadar bertujuan membuat orang sadar atau mengenali kehadiran brand. Namun, dengan objektif ini diharapkan target audiens akan semakin familiar dengan brand Anda dan melakukan tindakan, seperti mendatangkan orang banyak kemanapun yang Anda inginkan, baik itu website, landing page, app, atau booth visit.
Dalam campaign dengan objektif traffic, biasanya influencer akan menyelipkan ajakan yang ditujukan kepada audiens, sesuai dengan brief yang diberikan. Selain itu, menyertakan kode referral juga menjadi salah satu strategi yang bisa Anda coba untuk campaign jenis ini, sehingga audiens akan lebih terdorong untuk melakukan tindakan.
Mau kolaborasi dengan brand dan menjalankan campaign bersama brand? Download aplikasi Partipost sekarang juga!
3. Consideration
Berikutnya, kita sampai pada objektif consideration. Bayangkan audiens sudah mengenal brand Anda dan terdorong untuk membuka website atau app Anda. Berikutnya, tentu Anda ingin memperbesar kemungkinan mereka membeli produk atau jasa Anda, bukan?
Objektif consideration juga merupakan tahap penting karena di sinilah seorang calon pelanggan mempertimbangkan apakah ia akan membeli produk Anda. Campaign untuk objektif consideration biasa dibuat dalam bentuk testimonials. Testimonials adalah konten singkat dimana influencer memberikan kesan mereka menggunakan produk Anda.
4. Purchase
Objektif berikutnya adalah purchase atau pembelian. Tahap ini tentu berbeda dengan semua tahap sebelumnya karena tujuan akhirnya berupa penjualan. Oleh karena itu, Anda membutuhkan campaign dalam bentuk review. Berbeda dengan tiga objektif sebelumnya, konten yang dibuat oleh influencer dengan objektif purchase harus lebih detail, jelas, dan lengkap agar audiens semakin mengerti mengapa audiens harus membeli produk Anda. Campaign dalam format video cocok untuk objektif campaign yang satu ini karena video memberi kesempatan bagi influencer untuk me-review brand Anda secara lebih leluasa, jelas, dan autentik.
5. Loyalty
Tahap paling akhir dalam purchase funnel adalah loyalty atau kesetiaan pelanggan. Hal ini tentunya menjadi tujuan utama yang didambakan oleh setiap brand. Menurut teori Pareto, 80% penjualan brand berasal hanya dari 20% pelanggan, sehingga loyalty pelanggan wajib ditumbuhkan dan dipertahankan.
Untuk membangun loyalty melalui influencer marketing campaign, Anda dapat menjalankan influencer program jangka panjang dimana Anda bekerja sama dengan influencer tertentu selama jangka waktu yang cukup lama. Influencer akan membuat konten tentang produk Anda secara berkala, sehingga followers mereka akan melihat bahwa influencer yang mereka ikuti rutin menggunakan produk Anda sebagai bagian dari gaya hidup mereka. Dengan begitu, brand Anda akan semakin tertanam dalam pikiran mereka dan mendorong mereka untuk melakukan repeat order.
Baca Juga: Komunitas Influencer Partipost
Itu dia lima objektif marketing yang biasa digunakan oleh brand sebagai acuan dalam menentukan jenis influencer marketing campaign yang akan dibuat. Lantas, objektif mana yang jadi prioritas Anda saat ini?
Apapun prioritas dan kebutuhan Anda, Partipost siap membantu. Partipost adalah influencer marketing solution terbesar di Indonesia. Kami akan membantu Anda mencapai objektif marketing dengan mengelola keseluruhan campaign influencer dalam satu tempat! Temukan lebih dari 880.000 influencer di platform kami yang tersebar di 8 negara Asia dan ciptakan campaign yang paling sesuai dengan brand Anda.
Hubungi Partipost sekarang juga untuk mendapatkan penawaran spesial!