Baru-baru ini, Starbucks, salah satu gerai kopi paling ternama di dunia, menjadi sorotan di media sosial. Pasalnya, pada pertengahan November 2021, Starbucks resmi mengumumkan kolaborasi mereka dengan Taylor Swift, penyanyi papan atas asal Amerika Serikat.
Dalam kolaborasi ini, Starbucks meluncurkan menu spesial bernama �??Taylor�??s Latte�?� yang merupakan minuman Grande Caramel Nonfat Latte dalam gelas berwarna merah. Menu ini juga merayakan perilisan album terbaru dari Taylor Swift, �??Red (Taylor�??s Version)�?�, sekaligus menyambut holiday season dimana Starbucks dikenal selalu menggunakan gelas berwarna merah.
Tidak hanya di luar negeri, campaign ini pun berlangsung di Starbucks Indonesia, seperti yang diumumkan melalui akun Instagram mereka.
Tentunya, adanya campaign ini mendapat perhatian besar dari warganet. Campaign ini merupakan contoh dari besarnya dampak influencer marketing. Apa saja yang brand Anda dapat pelajari dari campaign ini?
Peka dengan Tren
Membuat campaign influencer marketing yang sukses tidak sekedar mengajak influencer atau artis ternama untuk berkolaborasi. Anda perlu peka dengan tren yang sedang berlangsung di sekitar Anda. Dalam kasus ini, perilisan ulang album Taylor Swift memang mendapat perhatian besar selama beberapa bulan belakang. Dengan memanfaatkan momentum tersebut, Starbucks berhasil membuat campaign yang sangat relevan dengan tren yang ada sehingga respons yang didapat juga sangat baik.
Baca juga: Memahami Perilaku Konsumen di Tahun 2021
Mengenal Demografi dan Interest dari Konsumen
Setiap brand memiliki konsumen dengan karakteristik yang berbeda. Starbucks sendiri memiliki target konsumen yang berusia 22-60 tahun dengan proporsi yang lebih besar untuk generasi muda. Mereka juga menargetkan konsumen di daerah urban atau modern yang memiliki gaya hidup sibuk, aktif, dan on-the-go. Sementara itu, pendengar musik Taylor Swift memiliki rata-rata usia 18-34 tahun.
Dari data di atas, dapat dilihat bahwa sangat mungkin jika banyak konsumen Starbucks peka dengan karya Taylor Swift, atau bahkan merupakan penggemarnya. Starbucks menggunakan demografi serta interest dari konsumen sebagai salah satu landasan dalam membuat campaign yang efektif.
Menggunakan Campaign untuk Meningkatkan Pengalaman Konsumen
Dalam campaign ini, ternyata Starbucks tidak hanya menyajikan menu spesial Taylor�??s Latte. Starbucks pun memutar lagu dari album Taylor Swift secara eksklusif di gerai mereka, serta membuat playlist Spotify bagi konsumen yang memesan Starbucks untuk diminum di rumah. Ada sebuah pengalaman yang menyenangkan dan spesial bagi konsumen melalui campaign ini, yang lebih dari pengalaman yang biasanya mereka dapatkan.
Dalam membuat influencer marketing campaign, Anda pun dapat memberikan sesuatu yang baru bagi konsumen Anda. Anda bisa mencoba memberikan kode promosi spesial yang hanya bisa didapatkan eksklusif dari konten influencer yang Anda pilih, membuat Instagram filter khusus yang berkaitan dengan campaign Anda, dan lain-lain.
Baca juga: Strategi Melibatkan Influencer dalam Campaign Anda
Bagaimana dengan brand yang jauh lebih kecil dengan budget terbatas?
Kabar baiknya, sekalipun brand Anda masih berskala kecil atau termasuk UMKM, Anda dapat menerapkan semua pembelajaran di atas tanpa bekerja sama dengan influencer berkelas celebrity atau mega influencer!
Dengan micro bahkan nano influencer, Anda tetap dapat membuat campaign yang efektif, berdampak, dan sukses mencapai objektif marketing Anda.
Baca juga: Kenapa Harus Memilih Nano-Influencers?
Temukan influencer yang sesuai dengan brand Anda hanya di Partipost!
Komunitas influencer Partipost memiliki lebih dari 550.000+ influencer. Temukan influencer berdasarkan kriteria yang Anda inginkan dan kelola semua kebutuhan influencer marketing Anda di satu tempat bersama kami.Kini, Partipost juga siap membuat campaign internasional untuk brand Anda di berbagai negara Asia Tenggara seperti Singapura, Malaysia, Taiwan, dan Filipina. Jika Anda ingin mengetahui lebih lanjut, jadwalkan konsultasi gratis dengan kami!
