Blog
Articles

Belajar Influencer Marketing dari Kasus Rachel Vennya

Partipost TW
July 1, 2021

Beberapa waktu yang lalu, Rachel Vennya kembali menjadi sorotan akibat salah satu pemilik online shop (olshop) melayangkan kekecewaannya terkait video promosi selebgram Tanah Air tersebut melalui TikTok.

Pada video itu, pemilik olshop bercerita bahwa ia telah membayar Rachel Vennya sebesar Rp8,5 juta namun video endorse ternyata tidak sesuai dengan ekspektasinya.

Pemilik olshop tersebut turut menampilkan bukti video endorse berupa Instagram Story dari Rachel Vennya. Kekecewaannya yaitu ketika Rachel Vennya tidak menggunakan produknya yang berupa strap mask. 

Dalam Instagram Story tersebut, Rachel Vennya hanya mengambil video strap mask yang diletakkan pada permukaan datar dengan backsound suaranya yang menjelaskan mengenai detail produk. 

Di luar ekspektasi, budget Rp8,5 juta yang digunakan untuk endorse ternyata tidak memenuhi harapan pemilik olshop yang menginginkan produknya digunakan oleh sang influencer.

Tidak berhenti di situ, Rachel Vennya akhirnya turut angkat suara melihat video keluhan tersebut semakin meluas dan simpang siur. Ia melakukan klarifikasi yang menjelaskan bahwa cara mengulas produk setiap orang itu berbeda. Untuknya, ia mengaku bahwa video mengulas tanpa menggunakan produk dan memperlihatkan detail produk lebih disenangi followers-nya dibandingkan ketika ia hanya menggunakan produk tanpa menunjukkan detail.

Rachel Vennya juga mengatakan bahwa ia memahami sifat audiensnya sehingga bentuk review video akan disesuaikan. Selain itu, ia juga mengaku tidak menerima permintaan apa pun terkait cara endorse yang diinginkan oleh pemilik olshop. Pada akhir klarifikasi, ia menjelaskan bahwa sebaiknya pemilik olshop lebih jeli membaca syarat dan ketentuan sebelum melakukan endorse.

Dari kasus ini, ternyata ada beberapa hal yang dapat dipelajari oleh pemilik bisnis maupun marketer sebelum melakukan influencer marketing. Apa saja, ya?

1. Yes, influencer paham audiens mereka

Strategi influencer marketing ini memang merupakan hal yang baru dan modern, tetapi konsep dasarnya sama dengan marketing pada umumnya: memahami target pasar. Bedanya, pada influencer marketing, influencer lah yang paham betul mengenai audiens mereka.

Audiens memiliki karakteristiknya masing-masing termasuk dalam ketertarikan dan bentuk konten! Pada kasus Rachel Vennya, ia mengaku bahwa karakteristik followers-nya sebagai audiens lebih tertarik pada konten endorsement yang memperlihatkan detail produk.

Pada influencer lain, gayanya bisa saja berbeda. Ada yang audiensnya menyukai story telling, ada yang menyukai gaya endorsement humoris, ada juga yang justru melihat dari estetika sebuah video endorsement seperti editing yang cinematic dan lain-lain.

Sebagai pemilik bisnis atau marketer, Anda harus bijak dan aware dalam menghadapi hal seperti ini, ya!

2. Jangan lupakan two-way communication dan berikan brief yang jelas

Komunikasi dua arah adalah kunci dari keberhasilan influencer marketing

  • Pertama, marketer atau pemilik bisnis harus memahami syarat dan ketentuan yang diberikan. Merasa kurang jelas, Anda berhak untuk bertanya.
  • Kedua, selalu berikan brief yang jelas. Komunikasikan ekspektasi Anda, bentuk konten seperti apa yang Anda inginkan, hal-hal apa saja yang diharapkan dapat dilakukan, dan sebagainya.
  • Ketiga, selalu jaga hubungan yang baik dengan management atau bahkan influencer itu sendiri. Jika terdapat hal-hal yang tidak cocok atau tidak sesuai dengan harapan, cobalah untuk bernegosiasi terlebih dahulu sehingga tidak ada pihak yang merasa dirugikan.

3. Influencer dengan jutaan followers tidak selamanya langsung membuat sales naik

Bayangkan berapa banyak bisnis yang bekerja sama dengan celeb atau mega influencer yang memiliki followers jutaan. Jika produk, bentuk konten, dan strategi tidak tepat, maka bisnis Anda sangat mungkin untuk dilewatkan begitu saja.

Kadang-kadang marketer lupa bahwa influencer marketing bukan proses yang instan. Melihat bisnis lain berhasil dalam sekali endorse? Good for them. Tetapi, tidak sedikit bisnis lain di luar sana yang perlu trial dan error untuk menemukan strategi yang tepat dalam mengeksekusi influencer marketing termasuk dalam memilih influencer.

Perlu diingat bahwa influencer marketing pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan brand awareness. Naiknya jumlah sales akan bergantung pada strategi yang Anda rencanakan.

Ceritakan Tentang Brand Anda pada Partipost!

Partipost menyediakan 400.000+ profil influencer dari nano, micro, hingga macro bagi Anda yang ingin melakukan influencer marketing. Sebagai influencer marketing platform, kami akan membantu Anda dalam mengeksekusi influencer marketing dengan mudah!

Tertarik? Ceritakan tentang brand Anda di sini.

Contact Us