Blog
Articles

Mengenal Tren Deinfluencer yang Viral di TikTok dan Dampaknya Bagi Brand

Vanessa
March 17, 2023
Mengenal Tren Deinfluencer yang Viral di TikTok dan Dampaknya Bagi Brand

Kebanyakan brand pasti sudah sangat familiar dengan istilah influencer dan influencer marketing. Namun, akhir-akhir ini muncul tren baru yang tentu membuat banyak brand cemas, yaitu tren deinfluencer. Baru-baru ini, istilah deinfluencer menjadi viral di TikTok.

Apa itu deinfluencer?

Source: The New Daily

Seorang deinfluencer adalah sosok di media sosial yang berkebalikan dengan influencer. Jika seorang influencer membuat konten yang merekomendasikan suatu brand atau membicarakan sisi positif tentang brand, maka deinfluencer membicarakan brand secara negatif dan mendorong audiensnya untuk tidak membeli dari brand yang ia ulas.

Jenis-jenis konten deinfluencer

Di TikTok, hashtag deinfluencing sudah memiliki lebih dari 300 juta views. Biasanya, para deinfluencer membuat konten dengan beberapa kategori, yaitu:

  • Konten yang mengajak audiens untuk lebih hemat dalam berbelanja
  • Konten yang mengajak audiens untuk membeli dari brand yang lebih sustainable dan etis, dan menjauhi brand yang tidak memegang nilai-nilai ini
  • Konten yang mengajak audiens untuk menjauhi brand yang overpriced dan memberikan alternatif yang lebih terjangkau
  • Konten yang melawan atau membongkar klaim yang salah dari brand terkait produk mereka
  • Konten yang memberikan daftar produk yang tidak disarankan untuk dibeli beserta alasannya

Seperti yang terlihat di atas, konten deinfluencing tidak selalu menjelekkan brand, tapi dapat berfokus pada edukasi yang bermanfaat bagi audiens. Tidak jarang, seseorang yang tadinya terbiasa menjadi influencer justru membuat konten deinfluencing untuk membangun atau memperkuat rasa percaya dari audiens mereka.

Bagaimana brand harus menyikapi deinfluencing?

Source: Freepik

Setiap brand tentu memiliki pengalaman mendapat review yang tidak menyenangkan dari pelanggan. Bahkan, tak jarang review tersebut dilakukan secara publik, misalnya di media sosial. Brand memang tidak bisa mengendalikan konten yang dibagikan tentang mereka di media sosial karena deinfluencing dapat terjadi kapan saja, bahkan ketika brand tidak melakukan kesalahan dalam produk mereka.

Kenyataannya, deinfluencer masih bagian dari influencer marketing, karena konten mereka mendorong audiens untuk melakukan tindakan tertentu, baik meninggalkan ataupun mencoba sebuah brand. Bahkan, deinfluencer dapat mendorong keputusan pembelian.

Baca juga: Tips Memilih Brand Ambassador untuk Bisnis Anda

Yang perlu diingat oleh brand adalah: jangan berkolaborasi dengan influencer untuk tujuan deinfluencing kompetitor Anda. Dari tren deinfluencing ini, brand dapat kembali berfokus untuk mencari influencer yang memang sesuai dengan target audiens mereka, dan tidak hanya terpaku pada influencer dengan follower yang banyak. Setelah menemukan influencer yang memang sesuai dengan brand Anda, pertimbangkan kolaborasi jangka panjang dengan mereka untuk mendapatkan positive word of mouth dalam waktu yang lebih lama.

Apa Anda ingin membangun word of mouth positif di media sosial tentang brand Anda, tapi masih kesulitan mencari influencer yang sesuai? Partipost adalah influencer marketing platform yang telah dipercaya oleh 3500+ brand. Kami memiliki komunitas 900.000+ influencer di Asia Tenggara yang siap mempromosikan brand Anda. Mari bekerja sama dengan kami dan capai goal marketing Anda dengan lebih maksimal bersama Partipost!

Contact Us